Multimedia Untuk Pendidikan

Fakta-fakta yang menonjol menyangkut penggunaan multimedia untuk pendidikan sebagai berikut: 1. Kemajuan perkembangan teknologi dan informasi menuntut pendidikan tidak terbatas pada pemanfaatan sarana pendidikan (guru, buku pelajaran, dan lainnya), tetapi juga menggunakan media komunikasi berupa radio, televisi, VCD, OHP, komputer, internet, dan sebagainya. Pada kenyataannya pendidikan di Indonesia masih cenderung belum memanfaatkan sarana tersebut di atas secara optimal, karena antara lain persediaan dana belum mencukupi. 2. Dalam menghadapi era globalisasi pada abad ke-21, diperlukan sumber daya manusia yang tidak hanya terdidik, tetapi juga dituntut untuk mampu menguasai dan memanfaatkan berbagai multimedia. Sementara itu, tenaga pendidik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang multimedia masih sangat terbatas, khususnya untuk wilayah perbatasan dan terpencil. 3. Pemanfaatan multimedia dalam proses pendidikan berpotensi menjangkau seluruh lapisan masyarakat di berbagai tempat dengan mutu yang sama. 4. Walaupun pemerintah sudah mencanangkan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun sejak tahun 1994, namun pada kenyataannya, angka partisipasi sekolah usia 7-15 tahun belum mencapai target yang diharapkan. Kini, masih terdapat disparitas mutu pendidikan antar daerah. 5. Untuk penduduk usia sekolah sampai dengan SLTP yang lahiriah dan akibat kondisi setempat belum mengenyam pendidikan, pemerintah masih belum mampu memberikan pelayanan pendidikan secara memadai. Sementara itu peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan masih sangat terbatas. 6. Kepadatan kurikulum sering dijadikan alasan untuk tidak beranjak dari cara mengajar yang lama. Daya serap siswa terhadap kurikulum membuat guru tidak percaya kepada potensi multimedia. Akibatnya multimedia tidak dianggap sebagai bantuan tetapi sebagai beban. 7. Ada kecemburuan profesi pada para guru/instruktur dengan masuknya multimedia di sekolah/kelas. Perasaan takut tersaingi ini (diam-diam) menimbulkan sikap kurang mau menerima kehadiran “barang baru” tersebut. 8. Adanya ketakutan pada teknologi (technophobia). Ketakutan ini menyebabkan siswa atau bahkan guru tidak mau/berani menggunakan sumber belajar yang baru. Ketakutan ini bersumber dari belum dikuasainya cara pemanfaatan teknologi tersebut. 9. Sikap pimpinan banyak menentukan pemanfaatan multimedia di lembaga pendidikan. Sikap yang positif akan menunjang berkembangnya multimedia di lembaga tersebut. 10. Dukungan formal dari atasan langsung juga menentukan digunakan tidaknya program multimedia di lapangan. Masyarakat kita masih memerlukan adanya authority decision making. Oleh karena itu petunjuk atau himbauan atau bahkan instruksi dari pimpinan sangat menentukan keberhasilan upaya ini. 11. Pujian-pujian yang sangat minim kepada anak didik membuat mereka merasa tidak mendapat penghargaan (reward). Disarankan agar guru-guru lebih sering memberikan pujian kepada anak SD tingkat 1 sampai dengan 4. Pujian tersebut dapat disampaikan secara terbuka melalui multimedia sekiranya prestasi “(achievement)” tersebut cukup bermakna. .

0 komentar:

Posting Komentar